Jika Aku!

Jika aku bertawakal kepadaNya dengan sebenar-benarnya tawakal nescaya aku tidak takut akan masa depanku. Dan jika aku percaya akan rahmatNya dengan sebenar-benarnya nescaya aku tidak akan pernah putus asa. Jika aku percaya dengan hikmahNya dengan sebenar-benarnya, maka aku tidak akan mengeluh dengan qada dan qadarNya. Jika aku yakin dengan keadilanNya dengan seyakin-yakinnya, maka aku tidak ragu lagi bahawa orang-orang yang zalim akan berakhir.

Munajat

Wahai Tuhanku! kami bersumpah demi kemuliaanMu, andai kami melanggar laranganMu bukan kerana kami merendahkan maqamMu yang maha tinggi. Atau kerana kebongkakan kami untuk untuk menghalalkan apa yang selama ini Engkau larang. Akan tetapi itu semua kerana hawa nafsu kami yang mengalahkan nurani kami dan harapan kami yang besar akan keampunanMu yang tiada batas.

Jika maksiat itu terus mengejar kami, nescaya kami bernaung dibawah keagunganMu. Jika dosa-dosa semakin kuat mencekamnya atas kami, maka kami akan membebaskannya, dengan bekal kebenaran janjiMu dalam Al-Quranmu. Jika kemudian syatian itu memujuk kami dengan kegemaran dan kesenangan untuk melanggar larangganMu, semoga iman kami akan memikat hati kami dengan luasnya keampunanMu yang sentiasa Engkau berikan kepada mereka yang bertaubat.

Jika terkadang syaitan mampu menang atas diri kami beberapa saat. maka kami yakin akan mampu menang atas mereka selama-lamanya dengan berkat pertolonganMu. Kami yakin  bahawa jika apa yang ditawarkan oleh syaitan itu adalah kebohongan, dan apa jika kita berharap kepada Allah s.w.t. maka janji Allah s.w.t. akan selalu ditepati.

(rumusan dari taskirah Jumaat hari ini)

Maksiat dan Taat

Maksiat itu penjara, kesialan dan cvela. Sedangkan Taat itu kebebasan, keberuntungan dan wibawa.

Kesempatan

Yang membezakan antara maksiat dan ketaatan kepada Allah s.w.t. hanyalah kemampuan menahan diri selama beberapa saat dari suatu godaan.

Di antara dua kesabaran

Sabar, menahan diri dari hawa nafsu itu lebih berat daripada sabar dalam sesuatu peperangan dan lebih besar pula pahalanya. Seorang satria ketika ia memasuki medan pertempuran, pada dasarnya ia telah rasa manisnya kemenangan. Jika peperangan semakin sengit maka ia juga akan termotivasi, bangkit dan berapi-api.

Sementara seorang mukmin ketika menahan hawa nafsunya dia akan merasa pahitnya kesepian. Lalu jika telah berniat bulat untuk bersabar, tetap menahan diri dari nafsunya, maka hatinya akan bergelojak, kering.

Seorang satria, mereka memerangi musuhnya untuk menjaga keturunan dan kehormatan, riak dan mengharap imbalan.

Tetapi orang mukmin saat memerangi hawa nafsunya, itu hanya ketaatan dan mengharap pahala dari Allah s.w.t. 

Kesenangan

Kesenangan para ahli ibadah terletak pada saat bermunajat. Kesenangan para ulama itu pada saat ia berfikir. Kesenangan seorang dermawan adalah saat memberi. Kesenangan orang yang memperbaiki dirinya adalah saat memperolehi hidayah. Kesenangan orang yang celaka adalah saat ia terbuai dalam kesesatan. Kesenangan para durjana adalah saat ia menyeksa dan kesenangan orang yang tersesat adalah saat ia mampu menyesatkan dan merosakan.

Jangan dikalahkan oleh syaitan! 

Jangan sampai syaitan menang atas agamamu dengan cara mencari alasan pada setiap kesalahan dan mencari fatwa untuk setiap maksiat. Yang halal itu jelas dan juga yang haram juga jelas. Barangsiapa yang tidak melanggar yang syubhat maka dia terbebas dari dosa, demi agama dan kehormatannya.