ujian bagi orang yang berilmu

ujian orang yang berilmu itu lebih besar pada saat dia berhadapan dengan perkara-perkara duniawi daripada ujian yang akan datang pada saat ia menjauhkan diri dari kehidupan dunia ini. sesungguhnya sikap zuhud dengan cara menjauhkan diri merupakan keputusasaan, sedangkan sikap zuhud dengan cara menghadapi kehidupan dunia ini merupakan kekuatan moral (akhlak) dan keagungan jiwa. orang-orang yang berjiwa besar lebih banyak berpengaruh bagi manusia daripada orang-orang zuhud yang tidak diberi ujian

jika kamu berkumpul

jika kamu berkumpul dengan orang yang bijaksana maka diamlah. jika kamu berkumpul dengan orang yang berakal maka bicaralah dengannya. dan jika kamu berkumpul dengan orang tidak luas fikirannya yang banyak bercakap, maka pergilah darinya. kalau tidak, dia akan membunuhmu!

munajat

ya Allah! Engkau telah menciptakan kami, tetapi kami justeru melupakan-Mu. Engkau telah memberi rezeki kepada kami, tetapi kami kufur akan nikmat-Mu. Engkau telah menguji agar kami selalu mengingati-Mu, tetapi kami justeru selalu mengeluh pada-Mu. Engkau telah memberi ruang waktu untuk ajal kami, tetapi kami tidak terus beramal soleh

Engkau telah memudahkan kepada kami jalan kebaikan, tetapi kami belum memanfaatkannya. Engkau telah jadikan kami rindu kepada syurga tetapi kami belum berusaha mengetuk pintunya. Engkau telah menakut-nakuti kami akan neraka, tetapi kami terus menelusuri jalan menujunya

maka jika, Engkau mengazab kami dengan neraka-Mu, maka ini memang sudah selayaknya kami terima, pada saat itu kami sedang Engkau zalimi. dan jika Engkau memasukkan kami ke syurga-Mu, maka itulah kekusaan-Mu jua, meskipun kami bukanlah termasuk orang-orang yang beramal kebajikan

keistimewaan peradaban

di antara keistimewaan peradaban ialah memindahkan manusia dari kehancuran menuju keteraturan, melawan penganiayaan secara terus menuju kekuasaan dan dari penguasaan hastrat keinginan menuju pengedaliannya. lalu dimanakah letaknya kemajuan dengan seruan-seruan tidak bermoral, menyeret masyarakat dari kekuasaan ke arah syahwat yang menyala-nyala, dari keadilan undang-undang ke arah sikap semena-mena, dari pengendalian hasrat menuju kebebasan tanpa aturan-aturan agama dan akhlak?

hakikat

tidak akan takut mati kecuali orang yang buruk perbuatannya dan panjang angan-angannya. tidak akan takut miskin kecuali orang yang buruk sangkaannya kepada Allah s.w.t. dan lari dari usaha. tidak menjauhi kejujuran kecuali orang yang buruk niatnya dan buruk jalannya dalam hidup ini. tidak akan mengeluh kerana buruk nasibnya kecuali orang yang bodoh. tidak kecewa dengan sikap manusia yang tidak menghormatinya kecuali dengan angan-angannya ingin dipuji orang. tidak zuhud dalam pujian manusia kecuali yang pandangannya hanya Allah s.w.t. semata-mata dan harapannya dalam keredhaan-Nya jua. manusia tidak akan sampai pada darjat ini kecuali dengan taufiq dan insan dari Allah s.w.t

nasihatilah

nasihatilah dirimu dengan rasa keraguan dalam kesenangannya. nasihatilah akalmu dengan berhati-hati dari perkara-perkara yang membahayakannya. nasihatilah badanmu dengan zikir, tanpa mengikuti hawa nafsunya. nasihatilah hartamu dengan bersikap bijaksana dalam mengeluarkannya dan nasihatilah ilmumu dengan selalu melihat dari mana sumbernya